Sabtu, 06 Juli 2013

Penerjemah Freelance: Profesi Yang Menyenangkan

Hari ini saya ingin berbagi sedikit pengalaman sebagai seorang penerjemah freelance. Tahun 2000 saya memulai profesi sebagai seorang penerjemah freelance di Jakarta. Karena latar belakang pendidikan saya adalah bahasa Inggris, maka saya ambil spesialisasi sebagai seorang penerjemah dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dan sebaliknya, dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.

Sebetulnya, saya terjun ke dunia penerjemahan ini tidak secara sengaja. Awalnya, untuk mengisi waktu sambil menunggu panggilan kerja dari berbagai perusahaan dimana saya memasukkan lamaran kerja, saya sering nongkrong di toko fotocopy seorang teman. Karena disana tersedia perangkat komputer dan saya bisa sedikit-sedikit mengoperasikan Microsoft Word dan Microsoft Excel, iseng-iseng saya beranikan untuk bekerja sebagai operator komputer yang sengaja direntalkan.

Beberapa bulan bekerja sebagai operator komputer, iseng-iseng (lagi) saya pasang iklan kecil di dinding toko fotocopy. Isinya: TERIMA TERJEMAHAN INGGRIS – INDONESIA, INDONESIA – INGGRIS. Eh, rupanya disitu Allah membukakan pintu rezeki-Nya buat saya. Sejak pasang iklan dengan kertas ukuran A3 itu, hampir tiap hari saya terima order terjemahan. Jumlahnya pun tak tanggung-tanggung, satu orang bisa ngasih order 20 lembar naskah, yang kalau diterjemahkan biasanya menjadi 30 lembar. Kalau 1 lembar saja saya pasang tarif Rp 10.000, sehari saya bisa mengantongi uang Rp 300.000. Wah…tahun 2000 penghasilan segitu sudah sangat lumayan loh. Memang, angka segitu tidak seluruhnya buat saya, karena harus dibagi lagi dengan pemilik toko fotocopy dimana saya bekerja. Tapi, tetap saja hasilnya cukup besar.
Nah, dari sepenggal pengalaman itu, saya bisa menyimpulkan beberapa hal:

  1. Kalau diseriusi, bekerja sebagai penerjemah freelance itu sesungguhnya bisa diandalkan sebagai sumber penghasilan utama.
  2. Seperti pengalaman saya di atas, tidak diperlukan modal yang besar (bahkan nyaris nol) untuk memulai usaha ini. Yang penting ada ketrampilan menerjemahkan, seperangkat kamus standar dan seperangkat komputer. Untuk komputer juga bisa nebeng (seperti yang saya lakukan)
  3. Apalagi untuk zaman sekarang yang sudah serba online, seorang penerjemah bahasa Inggris bisa memasarkan jasanya ke seluruh dunia dengan modal ringan. Hasilnya? Tentu saja lebih baik, karena kita berpeluang tidak hanya mengantongi rupiah, tetapi juga menuai dolar.


Segitu saja sharing saya kali ini. Semoga bisa menginspirasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar